KLASIFIKASI ILMU
Monday, June 4, 2012
Kata ilmu berasal dari bahasa Arab yaitu 'alima yang artinya mengetahui.
Untuk mengetahui atau memahami bit-bit informasi dari alam nyata maupun
alam gaib digunakan ilmu yang pusatnya di otak.
Belahan otak sebelah kiri berfungsi menurunkan nilai-nilai periksa untuk
memahami frekwensi gelombang-gelombang materi yang masuk ke
pancaindera.
Hasil periksa ini dapat diukur secara objektif dan kuantitatif yang
nilainya diakui kebenarannya oleh seluruh umat manusia.
Belahan otak sebelah kanan yang menerima nilai-nilai rasa yang dibawa
naik dari hati/dada/batin.
Seharusnya klasifikasi dan proporsi pengembangan ilmu di dalam
masyarakat dibuat menjadi dua secara berimbang, berdasarkan pusat
kesadaran atau pemahaman ilmu itu sendiri.
Kelompok ilmu-ilmu yang sifatnya memeriksa alam, aktivitasnya dimulai
dari otak, sehingga adagium adat mengatakannya periksa harus dibawa
turun; sedangkan kelompok ilmu-ilmu yang sifatnya merupakan perasaan
(rasa) atau persepsi manusia ketika berhubungan antar sesama, hasilnya
harus dibawa naik ke otak untuk diseleksi baik buruknya.
Ilmu yang sifatnya "periksa" dapat dibagi menjadi dua cabang besar yaitu
:
1. Ilmu-ilmu alam bernyawa seperti biologi, kedokteran, dsb. dan
2. Ilmu-ilmu alam tak bernyawa seperti kimia, fisika, astronomi, dsb. Ungkapan-ungkapan "perasaan (rasa)" orang saat berinteraksi antar sesamanya, membuahkan
3. Ilmu untuk berinteraksi itu sendiri atau ilmu bahasa (lihat: Tahu nan Empat Bahasa) dan
4. Ilmu-ilmu sosial seperti filsafat, sejarah, politik, psikologi, ekonomi, administrasi, hukum, antropologi-sosial, demografi dsb.
Keempat kelompok ilmu pengetahuan ini disebut sebagai "nan Empat". Untuk mengetahui kuantitas pemahaman ilmu-ilmu tsb, diperlukan angka-angka, yang diolah dengan ilmu berhitung atau matematika; Angka-bilangan adalah kitabullah yang tidak ditulis yang hanya dipahami oleh manusia, sedangkan Islam adalah tuntunan kualitatif untuk memahami alam yang islam ini. Berbeda dengan sistematika ilmu oleh Prof. Dr. Harsya Bachtiar (Bukittinggi, IBD, 1981), yang berbentuk pohon budaya manusia yang mengakibatkan paham sekularisme di dunia Barat, karena tidak menjadikan kitabullah sebagai sendinya.
1. Ilmu-ilmu alam bernyawa seperti biologi, kedokteran, dsb. dan
2. Ilmu-ilmu alam tak bernyawa seperti kimia, fisika, astronomi, dsb. Ungkapan-ungkapan "perasaan (rasa)" orang saat berinteraksi antar sesamanya, membuahkan
3. Ilmu untuk berinteraksi itu sendiri atau ilmu bahasa (lihat: Tahu nan Empat Bahasa) dan
4. Ilmu-ilmu sosial seperti filsafat, sejarah, politik, psikologi, ekonomi, administrasi, hukum, antropologi-sosial, demografi dsb.
Keempat kelompok ilmu pengetahuan ini disebut sebagai "nan Empat". Untuk mengetahui kuantitas pemahaman ilmu-ilmu tsb, diperlukan angka-angka, yang diolah dengan ilmu berhitung atau matematika; Angka-bilangan adalah kitabullah yang tidak ditulis yang hanya dipahami oleh manusia, sedangkan Islam adalah tuntunan kualitatif untuk memahami alam yang islam ini. Berbeda dengan sistematika ilmu oleh Prof. Dr. Harsya Bachtiar (Bukittinggi, IBD, 1981), yang berbentuk pohon budaya manusia yang mengakibatkan paham sekularisme di dunia Barat, karena tidak menjadikan kitabullah sebagai sendinya.